Inilah kabut sepanjang jalanmu.
Pendaran cahaya pun sulit menembus.
Adakah kau pilih persimpangan jalan yg nyaris tak terlihat disana?
Sadar untuk melihatnya pun sulit.
Satu langkah kaki saja bila tidak hati-hati kau akan terjatuh.
Takkan ada yang memperingatimu,
Siapa yang akan melihatmu?
Kau saja sulit melihat mereka dalam kabut itu.
Lihatlah, jangan biarkan kabut tak berbeban itu menahanmu
Lihat, jangan tertunduk
Lihat! Apakah kau akan terus berjalan?
Apakah berlari?
Kejar! Mengapa tidak?
Bila tiap jalanmu adalah beban,
Tersenyumlah, beban itu takkan terasa..
Karena tiap hentak kakimu adalah keputusan.
Namun percayalah, keputusan itu adalah benar.
Ayunan tanganmu sebuah keceriaan
Ayunlah.. Biarkan angin menghempasmu lelap.
Hingga terbangun..
Kau takkan sendiri,
Lihat disampingmu..
Adalah aku disana..
Sabtu, 26 Mei 2012
Aku Penat (04/06/12)
Aku lelah dengan penat
Tak ingin kulihat lagi kau pekat
Ingin kubuka semua sekat-sekat
Ingin kulihat segalanya lekat-lekat
Mimpi yang kugarap
Ini bukanlah sembarang harap
Aku berlari
Aku terhenti
Aku mengejar
Aku terkapar
Berjalan saja?
Berdiri saja aku sudah tak mampu
Aku goyah
Aku lemah
Lihat mataku?
Kau lihat keduanya?
Adakah debu disana?
Tidak ada
Kau takkan melihatnya
Kau takkan merasakannya
Tenang saja, kau bukan aku
Kemana kau mimpi?
Penat ini mengusik menyuruhmu pergi
Kemana kau harapan?
Air mata ini tak pernah bisa berhenti berangan
4/6/12
Tak ingin kulihat lagi kau pekat
Ingin kubuka semua sekat-sekat
Ingin kulihat segalanya lekat-lekat
Mimpi yang kugarap
Ini bukanlah sembarang harap
Aku berlari
Aku terhenti
Aku mengejar
Aku terkapar
Berjalan saja?
Berdiri saja aku sudah tak mampu
Aku goyah
Aku lemah
Lihat mataku?
Kau lihat keduanya?
Adakah debu disana?
Tidak ada
Kau takkan melihatnya
Kau takkan merasakannya
Tenang saja, kau bukan aku
Kemana kau mimpi?
Penat ini mengusik menyuruhmu pergi
Kemana kau harapan?
Air mata ini tak pernah bisa berhenti berangan
4/6/12
Langganan:
Postingan (Atom)